Meski sudah dijuluki sebagai pembunuh nomor satu di dunia, banyak kasus bahwa penyakit jantung didasari ketika sudah dalam kondisi serius atau bahkan setelah mengalami serangan jantung pertama. Mengapa penyakit jantung sering tidak terasa sampai terlambat?
Faktor risiko seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes perlahan merusak pembuluh darah jantung tanpa menimbulkan keluhan. Penumpukan plak pada arteri koroner pun berlangsung secara diam-diam.
Gejala yang dihasilkan seperti nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan sering kali dianggap hal yang biasa, terutama yang sedang menginjak usia produktif. Bahkan pada sebagian orang, serangan jantung pertama bisa muncul tanpa gejala pendahulu (silent heart attack). Bisa diartikan bahwa salah satu alasannya adalah gejala awal penyakit jantung kerap tidak khas atau bahkan tidak muncul sama sekali.
Lebih parah apabila memiliki gaya hidup yang kurang sehat seperti jarang berolahraga, pola makan yang buruk, stres berkepanjangan, dan merokok. Gejala-gejala tersebut akan terasa biasa karena secara bertahap tubuh dapat beradaptasi.
Kementerian Kesehatan RI menyarankan untuk melakukan pemeriksaan faktor risiko penyakit jantung sejak usia 30 tahun, atau lebih awal bila ada riwayat keluarga. Maka dari itu, deteksi dini sangat penting. Pemeriksaan rutin seperti cek tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, dan rekam jantung (EKG) disarankan meski tidak ada keluhan.
Jangan tunggu gejala berat muncul. Lebih baik mencegah, periksa sejak dini dan buat pola hidupmu menjadi baik.
Sumber:
Kementerian Kesehatan RI. (2021). Penyakit Jantung Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia.
Idrus Alwi. (2020). Kiat Menjaga Jantung Sehat. FKUI Press.
Alodokter.com. (2022). Kenali Gejala Serangan Jantung yang Sering Tidak Disadari.
P2PTM Kemenkes RI. (2023). Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular.